Ada serumput bahagia menghempas jiwa, ada kesejukan mengalir tenang
membasahi hati dalam raga, ada bias-bias cahaya yang terus memancar
terang untuk memapah tiap langkah agar dapat berjalan.
Sejenak
merenung, ada banyak permohonan yang hampir tak pernah putus
terpanjatkan kepadaNya, namun…hingga sekarang belum juga terwujud.
Ada
banyak permintaan yang terucap kepadaNya, namun hingga detik ini belum
juga terpenuhi. Mungkin, saya pernah merasakan lidah yang hampir kelu
karena terus bermunajat namun belum juga terijabah, atau kelelahan batin
yang begitu meletihkan karena doa yang hampir selalu terucapkan, namun
belum juga terjawab.
Sungguh, tiap-tiap bait dalam doa yang
terucapkan adalah energi yang membentuk ketahanan kita
dalam menghadapi ujian hidup. Ia adalah senjata, karena dengannya kita
mendapat bantuan dari yang Maha Kuat.
Ya…kekuatan iman kita justru
akan semakin tampak tatkala kita berupaya sekuat tenaga dan terus
menerus memanjatkan doa, namun kita belum juga merasakan perubahan.
Kembali
teringat akan sebuah kutipan kata yang begitu membekas dan mengena di
hati “Iman seorang mukmin akan tampak di saat ia menghadapi ujian. Di
saat ia tetap totalitas dalam berdoa tapi ia belum juga melihat pengaruh
apapun dari doanya. Ketika, ia tetap tidak merubah keinginan dan
harapannya, meski sebab-sebab berputus asa semakin kuat. Itu semua
dilakukan karena ia yakin bahwa hanya Allah saja yang paling tahu apa
yang lebih maslahat untuk dirinya.”
Hampir sama kondisinya dengan
orang yang menaiki gunung tinggi. Ia dianjurkan untuk tidak terlalu
sering melemparkan pandangannya ke atas gunung yang harus ia daki,
karena bisa memunculkan ketidakpercayaan diri dan membebani langkahnya
untuk terus mendaki. Tapi, ketika ia turun dari tempat yang tinggi, ia
juga dianjurkan untuk tidak terlalu sering melihat jauh ke bawah. Karena
jauhnya daratan yang ia lihat bisa menimbulkan kelemahan pada jiwa.
Adalah
suatu kefitrahan bila kita merasa resah atas tiap bait-bait doa yang
belum terjawab. Tawakal saja…bila kita tak pernah berhenti berdoa, dalam
tiap kesunyian kita terus mengiba dengan penuh harap dan cemas dalam
doa.
Bukankah orang-orang yang memohon dan menginginkan doanya segera terkabul, cepat terwujud adalah bukti dari kelemahan iman?
“Sesungguhnya Allah tidak pernah mengabulkan doa dari hati yang lalai.”
Akhirnya kita masih memiliki sumber kegembiraan sejati yaitu doa yang membuat keimanan kita semakin hari semakin kuat.
Maka
sekarang tawakal saja…biar Allah yang menyegerakannya, menyegerakan
kita dalam kebaikan yang menghantarkan kita menuju keridhaanNya.
Wallahu’alam Bish Showwab..
No Response to "Tawakal Saja Biar Allah yang Menyegerakannya"
Posting Komentar